Buah Ajaib, Rasa Asam Jadi Manis
KOMPAS IMAGES/NI LUH MADE PERTIWI F Pengunjung melihat buah ajaib di Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. |
KOMPAS.com - Berkunjung ke Taman WisataMekarsari yang berada di Cileungsi, Bogor, seperti mampir ke taman ajaib.
Banyak tanaman yang tak biasa dikenal, "mejeng" di tempat ini.
Nah,
ini saatnya kembali bertandang ke Mekarsari. Sebab, si Buah Ajaib tengah
"unjuk gigi". Ya, tanaman dengan nama latin Synsepalum dulcificum itu
memang dikenal di dunia dengan sebutan "Miracle Fruit" atau
"Buah Ajaib" jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Apa
yang ajaib dari buah ini? Percaya ini, buah ajaib mampu mengubah rasa asam
menjadi manis. Perawakannya adalah tanaman pendek seperti perdu. Buahnya
seperti melinjo namun lebih besar dan berwarna merah, tanpa cangkang keras
layaknya melinjo.
Tanaman
ini sebenarnya masih satu keluarga dengan sawo. Saat buah matang, ia berwarna
merah menyala.
Menurut
Junaedi, staf bagian produksi dan penelitian di Taman Wisata Mekarsari, buah
ajaib berasal dari Ghana di Benua Afrika.
"Yang
ini usianya sudah 8 tahun. Ini bibit dari Australia," katanya sambil
menunjukkan salah satu tanaman buah ajaib yang ada di kawasan Lab. Biosari.
Walau
usianya sudah 8 tahun, tanaman tersebut tampak pendek, tingginya hanya dua
meter.
Junaedi
menuturkan pertumbuhan tanaman buah ajaib memang lambat. Ia biasa hidup di
tanah tandus dan terkena matahari langsung.
"Dari
bibit sampai bisa berbuah itu setelah tiga tahun. Tingginya hanya 50-70
centimeter walaupun usianya sudah tiga tahun. Tapi umurnya panjang sampai 40
tahun, bisa jadi pohon tinggi," katanya.
Setelah
30 hari sejak bunga mekar, buah akan matang. Kandungan senyawa kimia bernama
miraculin menjadi biang keladi hingga tanaman itu dijuluki "buah
ajaib".
Asam
atau manis?
Junaedi
memiliki cara jitu untuk menjelaskan letak keajaiban dari buah tersebut.
Pertama-tama, ia menyuruh saya memakan lemon cui atau jeruk kunci yang asamnya
membuat saya mengernyit. "Asam banget, ya?" tanyanya saat melihat
raut muka saya yang berubah.
Setelah
beberapa saat, ia menyodorkan buah ajaib. Dagingnya berwarna putih. Sebenarnya
buah ajaib tak ada rasanya, cenderung hambar. Sekilas teksturnya seperti buah
anggur. Setelah menghabiskan sebutir buah ajaib, Junaedi kembali memberikan
sebuah jeruk kunci.
"Dimakan
sampai habis ya," katanya.
Awalnya
tak yakin, mengingat asamnya jeruk kunci. Namun, baru saja mencecap sedikit
jeruk, sama sekali tak terasa asam, malah sebaliknya, rasa manis yang kuat. Ada
sedikit rasa pahit di antara rasa manis yang tercicip.
"Senyawa
miraculin membiaskan rasa. Buahnya sendiri tak ada rasa, tapi setelah
dikonsumsi, buah ini mampu mengubah rasa asam buah lain jadi manis," katanya.
Junaedi
menuturkan di Amerika Serikat telah dilakukan uji coba mengembangkan "buah
ajaib" ini menjadi pemanis buatan yang rendah gula dan cocok untuk diet.
Kemampuan buah ini merubah rasa lumayan lama, efeknya bertahan hingga satu jam.
"Ini
cocok untuk konsumsi buah jeruk, misalnya jeruk sunkist, rasanya asam sekali
padahal vitamin C yang terkandung di jeruk sunkist tinggi. Konsumsi buah ajaib
supaya bisa 'aman' konsumsi jeruk sunkist. Kalau vitamin C tidak alami, akan
lama larut dalam tubuh," jelas Junaedi.
Senyawa
miraculin seakan membuat lidah mati rasa khusus untuk bagian perasa asam. Lidah
pun jadi menganggap rasa asam dari suatu makanan sebagai manis. Karena berada
di wilayah penelitian atau Lab. Biosari, maka pengunjung yang ingin melihat
harus datang dalam rombongan dan membuat permohonan kunjungan ke Lab. Biosari
terlebih dahulu.
Hal
ini cocok untuk kunjungan anak sekolah. Namun, Anda juga bisa membeli bibit
buah ajaib dan mencoba menanamnya sendiri di rumah. Bibit buah ajaib bisa
dibeli di Garden Center.
Sumber
0 Response to "Mekarsari: Buah Ajaib"
Post a Comment