6 Alasan Tinggalkan
BlackBerry
Sejak memutuskan tidak lagi menggunakan perangkat BlackBerry, saya banyak
ditanya teman dekat mengenai keputusan itu. Mereka seolah-olah terpukau. "Emang lo bisa nggak pakai BB? Yakin?"
Pertanyaan di atas bukan tanpa sebab. Penduduk kelas menengah ke atas
Indonesia, khususnya Jakarta memang mayoritas menggunakan BlackBerry sebagai
telepon seluler utama mereka dalam berkomunikasi satu sama lain.
Tidak lagi menggunakan BlackBerry seakan meninggalkan sebuah saluran tempat
kita terhubung dengan hampir seluruh orang di lingkungan terdekat.
Namun toh setelah dua bulan tidak lagi menggunakan BlackBerry, saya masih
hidup normal. Semuanya baik-baik saja.
Mengapa saya mengucapkan selamat tinggal BlackBerry? Berikut alasannya.
1) Jaringan sering bermasalah
Dua tahun lebih saya menggunakan BlackBerry sebagai perangkat utama, dua
tahun pula saya harus berurusan dengan jaringan BlackBerry yang sering kali
bermasalah. Entah siapa yang salah — operator lokal atau jaringan BlackBerry —
komunikasi melalui BlackBerry Messenger kerap tersendat.
Akibatnya, pesan yang saya kirim lambat sampainya, mengakses Internet pun
susah bukan main. Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry, koneksi Internet adalah tumpuan utama
komunikasi. Tanpa Internet, apa gunanya saya pakai BB? Hampir tidak ada.
2) Ketergantungan pada BBM
Saking banyaknya BlackBerry digunakan, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi
alat komunikasi utama, menggantikan telepon. Alasannya mudah saja, BBM jauh
lebih mudah dan murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor telepon adalah perihal pribadi, namun tidak
PIN BBM. Mereka lebih nyaman membagikan PIN BBM daripada memberikan nomor
telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa cacat. Seperti saya sebutkan di poin satu,
BBM juga sering mengalami masalah. Pengiriman pesan di BBM sering mengalami
keterlambatan (pending messages) yang membuat gusar, apalagi jika dalam keadaan
darurat.
3) Semua benci Broadcast Message
Pernahkah Anda menerima BM berisikan "Test Contact, pls ignore.",
atau "Teruskan pesan ini jika tidak kamu akan melarat seumur hidup",
atau "Add temen aku yah, Joni, 21, ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih, atau masyarakat Indonesia yang
terlalu, ehm, kreatif. Fitur Broadcast Message yang memungkinkan Anda mengirim
pesan ke seluruh kontak, sering disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal semacam ini lucu, tapi saya tidak.
Bayangkan bila 10 orang senantiasa terus-menerus mengirim pesan semacam ini
setiap hari. Tidakkah kamu merasa terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus dimiliki oleh smart user (pengguna
pintar). Namun sayangnya, untuk membeli smartphone orang tidak perlu ikut ujian
terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas
Masalah klasik BlackBerry adalah spesifikasi mesinnya yang terbatas. Untuk
informasi, seluruh aplikasi di BlackBerry akan disimpan di dalam memori
internal, bukan eksternal alias kartu memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus bekerja keras menjalankan begitu banyak
aplikasi, namun hanya diberikan kapasitas otak kecil. Tak heran perangkat
BlackBerry sering hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem operasi bawaan BlackBerry — dengan
mematikan banyak fungsi dan sistem yang sebenarnya tidak dibutuhkan seperti
pilihan bahasa, ringtone, dan software bawaan. Teknik yang lebih dikenal dengan
nama “shrink OS” ini tidak mudah dilakukan sendiri. Salah-salah BlackBerry kamu
bisa mati total.
5) Minim inovasi
Entah karena inovasi dari RIM yang kurang, atau memang kebutuhan pengguna
yang tidak meningkat, BlackBerry jarang sekali melakukan inovasi signifikan
pada setiap perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM seakan sadar betul bahwa tanpa perlu menambah
kamera menjadi 10MP, atau kapasitas memori jadi 2GB, pengguna mereka akan tetap
setia.
Konsumen BlackBerry umumnya membeli BlackBerry jenis terbaru hanya karena
faktor gaya saja. Jarang yang membeli BlackBerry karena prosesornya lebih
canggih, atau kameranya lebih bagus, atau OS-nya baru (malah sangat sedikit di
antara mereka yang tahu bedanya OS BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel lain
BlackBerry bukan satu-satunya telepon seluler di dunia ini. Bahkan,
BlackBerry bukan satu-satunya ponsel pintar. Hampir seluruh fungsi yang
dijalankan BlackBerry dapat dijalankan juga di ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial, kamera, merekam video, hingga mengedit
foto bahkan bisa diproses dengan lebih baik di ponsel pintar lainnya. Sebut
saja iPhone yang dapat mengambil foto dengan kualitas lebih tinggi. Dan Samsung
Galaxy yang memiliki prosesor dengan kapasitas proses jauh di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry, BBM pun bukan tanpa kompetitor. Di saat
RIM masih bergelut dengan lambatnya koneksi lokal, beberapa layanan di luar BBM
semakin berkembang. Sebut saja Line, WhatsApp, Skype, KakaoTalk, hingga Yahoo!
Messenger.
Itulah beberapa alasan saya meninggalkan BlackBerry. Kamu punya pendapat
lain? Atau kamu justru berpendapat bahwa menggunakan BlackBerry adalah solusi
yang tepat? Saya tunggu pendapat kamu di kolom komentar :D
0 Response to "Godbay BlackBerry"
Post a Comment